English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Wednesday, August 28, 2013

Dagelan ala Demokrasi

Ketika demokrasi hanya alat transaksi,
Ketika politik tak lebih dari barang dagangan,
Dan, ketika rakyat hanya menjadi pangsa pasar jajanan politik,

Ketika itu pulalah,
Demokrasi menjadi tak bertaji,
Demokrasi kehilangan jatidirinya, dan akhirnya...
Ia kan tenggelam dalam lautan prasejarah...

Pada akhirnya, demokrasi akan mengkhianati hati nurani,
Karena terlalu sering, DEMOKRASI sering TAK DEMOKRATIS.

?

Berdiri di ujung pantai dan berteriak sekerasnya memang sesaat melegakan. Tapi, mengapa kita melakukan hal ini, demi alasan yang sama berhari-hari ?

Lalu akhirnya, kenyataannya kita masih tetap bertahan, dan kembali melakukan pengulangan. Akrobatik Dialektika selamanya tak akan berguna pada insan berpikir. Lalu untuk apa? Kebingungan hanya untuk mereka yang tak bertujuan.

Kebenaran memang tidak untuk semua orang, ia hanya ada pada mereka yang mencarinya.

Monday, August 26, 2013

Hidup Mahasiswa!

Hidup Mahasiswa!
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!

Suara itu…
Hingga saat ini masih terngiang-ngiang di telinga. Suara yang mampu menggetarkan hati siapa saja yang merasa mahasiswa, suara yang mampu mendobrak imaji hingga bergetar ketika itu diteriakkan.

Ya, mulai hari ii saya adalah Mahasiswa. Jiwa-jiwa gagah pendobrak peradaban, jiwa-jiwa pemberani penghancur tirani, dan jiwa-jiwa pemimpi dalam tirai imaji.


Saksikanlah bahwa hari ini, jiwa-jiwa penghamba itu telah hancur luluh dan tenggelam di danau prasejarah. Saksikanlah bahwa pada hari ini jiwa-jiwa pembebek itu akan mati berkeping-keping hingga tak tersisa. Saksikanlah bahwa hari ini, mawar-mawar muda itu akan mulai mekar dan akan menggantikan kelopak-kelopak renta yang mulai tak mampu menahan beban peradaban.

Wednesday, February 13, 2013

Valentine's Day: Sebuah Kecelakaan Budaya

Hemm..

Bisa jadi, tanggal 14 Februari setiap tahunnya adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di belahan bumi lain. Katanya, atau apalah namanya. Hari itu sebagai hari untuk mengungkapkan kasih sayang. Bla. Bla. Bla. Valentine Day ini, 'konon' adalah momen berbagi, mencurahkan segenap kasih sayang kepada "pasangan"-nya masing-masing dengan memberi hadiah berupa coklat, permen, mawar, dan lainnya. Caileeh.

Itu baru yang biasa. Ada lagi. Yang luar biasa. Berdua-duaan, dan selanjutnya nista dalam perangkap zina yang lebih besar. Na'uzubillah.

Tetapi, ada satu pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada para pengusung yang tetap saja membenarkan dan melakukan pembelaan terhadap perayaan Valentine ini;

Benarkah ia hanya terbatas pada kasih sayang belaka?

Adalah fakta bahwa setiap melalui malam valentine selalu dilakukan dengan maksiat. Tak usah saya sebut, Anda tahu sendiri apa saja kemaksiatannya.

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)."
(QS. Al-An'am: 116)

Kasihan jika saya katakan. Menyedihkan. Budaya 'latah'. Taqlid buta. Ikut-ikutan. Ketidaktahuan sejarah.

Asal sejarah yang tidak jelas;

Banyak sekali versi mengenai asal-muasal perayaan valentine ini. Sehingga terjadinya simpang-siur sejarah yang tidak jelas. Ada yang mengatakan perayaan ini berasal dari ritual pagan bangsa romawi kuno, perayaan ini merupakan ungkapan -dalam agama paganis Romawi- kecintaan terhadap sesembahan mereka. Ada pula yang mengaitkan sejarah ini dengan St. Valentine, seorang agamawan Nashrani. St. Valentine dibunuh karena pertentangannya dengan penguasa Romawi pada waktu itu, Raja Claudius II (268 - 270 M). Dimana pada waktu itu, Raja Claudius melarang para tentara dan pemuka agama untuk menikah. Untuk mengenang dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.

Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut "Supercalis" yang jatuh pada tanggal 15 Februari. Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani, ritual 'supercalis' kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropa bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.

Ya ya. Cukup. Terlalu panjang jika saya jelaskan lebih jauh lagi. Anda bisa mencarinya sendiri di internet.

"Dan janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya."
(QS. Al-Israa': 36)


Paling tidak ada 4 hal yang perlu saya tekankan di sini;

Pertama, sumber dasar dalam merayakan ritual ini. pada awalnya berasal dari aqidah kaum pagan (penyembah berhala), supercalis, namun seiring berjalannya waktu, hal ini berubah menjadi upacara keagamaan dan dikait-kaitkan dengan St. Valentine. Dan lebih jauh lagi, makna sekarang sudah sangat berbeda, dalam perayaannya (maksiat).

Kedua, kita seolah lupa dengan sabda Rasulullah, "Tidak berman salah seorang di antara kamu, sebelum ia mencintai saudaranya seperti kecintaannya kepada dirinya sendiri." See? Islam sendiri sangat menjunjung tinggi rasa kasih sayang. Tidak pernah ada larangan dalam mengungkap kasih sayang, tetapi jika caranya saja sudah salah, bagaimana nantinya. Kasih sayang bukanlah semenit atau dua menit. Dan mengapapula kita harus bekiblat pada Valentine?

Ketiga, idealisme perayaan ini. Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan pikiran manusia yang minimalis yang diteruskan oleh pihak gereja.

Keempat, segi pelaksanaannya. Valentine, pada umumnya diadakan dengan acara hura-hura, pesta pora, dan hal-hal yang lebih menjjorok kepada perbuatan zina. Na'uzubillah.

Sudahlah. Tidak perlu! Bukankah Allah itu sendiri ar-Rahman dan ar-Rohim, Maha Pengasih dan Maha Penyayang?

Lihatlah mereka. Barat. Kehancuran mereka sudah di depan mata. Gaya hidup hedonis dan materialis telah menjadikan mereka vampir yang selalu haus menghisap darah ideologi kita, Islam. Hati mereka kosong, mereka tak lebih dari sebuah 'robot' yang bernyawa.

Selanjutnya, pertanyaan yang kini muncul adalah;

Islam itu Indah, Adakah diri kita seindah Islam?

Tentukan sikap.

Allahu a'lam.

#Free Tag and Share. Share and save more :)

Wednesday, January 30, 2013

Realitas Semu: Penantian Akan Penghakiman

Realitas politik adalah bahwa dunia sedang berada dalam peperangan yang tak pernah berhenti sejak Qabil membunuh saudaranya sendiri, Habil. Ini adalah konsep sempurna yang dibuat Tuhan untuk menjelaskan bahwa dosa terbesar yang dilakukan umat manusia di muka bumi adalah saling membunuh.

Tengoklah Afrika, dimana kekerasan sipil di Aljazair tak pernah berhenti antara GIA, kelompok-kelompok jihad, dan yang lainnya. Di Mesir, perang sipil yang sama menentang rezim yang berkuasa saat itu berlangsung bertahun-tahun. Di Asia, Cina sebagai negara komunis terbesar di dunia memaksakan pengaruh dan tekanan pada Tibet dan Taiwan agar tidak berada pada jalur disharmoni dengan konsep-konsep komunisme mereka. Di perbatasan India-Pakistan, wilayah Kashmir bukanlah tempat yang nyaman untuk ditinggali. Di Eropa, kekerasan sektarian PIRA dan IRA di Irlandia telah membunuh ribuan keluarga tak berdosa. Di Irlandia Utara, Katolik dan Protestan nyaris tak pernah bersatu karena ideologi dipaksakan berbaur ke dalam wilayah politik. Di Amerika Latin, pertikaian lebih banyak disebabkan oleh masalah ekonomi. Perdagangan narkoba ternyata mampu menghidupi jutaan keluarga, hingga membuat usaha ini membangun komunitas dan paramiliter untuk mengawal pundi-pundi kerajaan bisnis mereka. Di Kolombia dan Meksiko, kekerasan dan perang karena perdagangan heroin merupakan kejahatan yang paling banyak membunuh warga mereka. Di Timur Tengah, suku kurdi dan PKK terus menerus meracau perbatasan Turki dan Irak, menimbulkan gejolak regional antara kedua negara. Di Irak ada masalah yang sama, namun akar perang di negeri itu adalah intervensi Amerika yang tidak dapat diterima akal sehat. Bukan semata karena masalah ekonomi, namun juga masalah teologi, satu hal yang disebut Bush sebagai Perang Salib II. Di Afganistan, persoalannya hanya berpindah tangan, penggerak invasi ke negeri itu diambil alih Amerika Serikat dari Uni Soviet. Dan yang paling memprihatinkan tentu saja adalah perang abadi antara Israel dan Palestina demi perebutan wilayah dan eksistensi antara tiga agama suci Islam, Kristen, dan Yahudi di tanah surga. Selain itu semua, Korea Utara, Iran, Suriah, Kuba dan Venezuela mengantri di barisan terdepan untuk memercikkan api.

Perang, perang, perang.... Tahukah Anda kalau ini semua tidak berlangsung secara kebetulan? Perang diciptakan oleh orang-orang yang disebut sebagai The Warlords, segelintir pemain senjata yang didukung kekuatan dana dari Pemilik Modal Internasional. Industri persenjataan adalah salah satu industri termahal di dunia. Mereka yang bermain di dalam industri ini memiliki kekayaan untuk membeli planet-planet. Karena itu, perang perlu direkayasa. Carilah bibit konflik, hasut satu kelompok, bisikkan api ke telinga kelompok lainnya, tanamkan doktrin ego kelompok dan ras, entitas kebanggaan sebagai suku atau bangsa, kepribadian kompleks, apapun namanya. Gunakan media untuk menyalurkan berbagai macam fitnah, lalu selundupkan senjata dan biarkan mereka saling bunuh. Selamat datang. Selamat datang di dunia belantara. Perang diperlukan, karena perang adalah uang.

Realitas alam dan lingkungan adalah kehancuran fisik bumi. Karena isu pemanasan global yang menjadi bahasan paling hangat sejak awal abad millenium ini. Film An Inconvenient Truth begitu menyesakkan dada ketika Al Gore memaparkan secara detil apa yang akan dihadapi bumi kecil ini dalam beberapa tahun ke depan. Ketika sebagian es Greenland dan Antartika mencair beberapa tahun kemudian, maka hampir seratus juta orang di Shanghai, Beijing, dan sekitarnya akan tenggelam. Kalkuta dan Bangladesh bagian timur, di mana enam puluh juta jiwa hidup dan bermukim di sana, akan kehilangan tempat tinggal. Belanda akan mengalami nasib yang sama dengan Atlantis, hilang dari peta dunia. Manhattan terapung tak berdaya, teluk San Fransisco menjadi kolam raksasa dan ratusan pulau di Indonesia lalu bersama angin.

Selain itu, ceruk ekologi tidak lagi mampu mengikuti perubahan ekosistem yang menyalahi aturan alam. Mengakibatkan pemusnahan hewan-hewan seribu kali lebih banyak daripada kepunahan secara alami. Bangunan-bangunan kaca seperti The Mosaic sengaja sengaja dibangun untuk merusak atmosfer di atas langit Amerika oleh kelompok-kelompok tertentu. Karena pada dasarnya kehancuran bumi ini memang dipercepat. Mengapa? Karena begitulah mereka menginginkannya.

Realitas kependudukan termasuk di dalam masalah lingkungan. Sepanjang kehidupan manusia, diperlukan waktu lebih dari tujuh ribu tahun untuk mencapai tingkat populasi enam milyar orang. Namun lihatlah, berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk membuat bumi kita disesaki separuh lagi dari jumlah populasi dunia saat ini? Sepuluh hingga lima belas tahun ke depan! Perkiraan demografis dan ramalan statistik menyebutkan bahwa pada tahun 2025 penduduk dunia akan mencapai angka sembilan milyar orang. Tujuh ribu tahun untuk mengumpulkan enam miliar mahluk-mahluk ini dan satu dekade ke depan lagi untuk tiga miliar bayi-bayi baru. Ada yang aneh dalam proses biologi kita.

Dari dulu hingga sekarang, masa kehamilan tetap sembilan bulan. Namun mengapa kaum perempuan seolah-olah menjadi pabrik manusia-manusia baru? Tekanan populasi meningkatkan permintaan pada makanan, air minum, kebutuhan-kebutuhan pokok, dan lain sebagainya. Dan bumi kita nyaris tak lagi dapat menahan beban itu. Ia telah memberikan segalanya, hutan, air, kebun, tanah, mineral.

Realitas ekonomi adalah kehancuran sistem moneter ribawiah yang dipelopori Amerika Serikat serta sebagian besar negara di dunia. Budaya kapitalisme hanya mampu bertahan dua abad, sebelum rontok sebagai daun yang berguguran. Karena publisitas kapitalisme dikuasai oleh segelintir investor pemilik modal yang bermain rapi di puncak gunung, mengusung demokrasi liberal dengan penuh tipu daya. Amerika Serikat telah mengendalikan ekonomi lebih dari dua pertiga penduduk dunia. IMF, WTO, Bank Dunia, dan segala macam badan keuangan yang dibentuk untuk memberikan bantuan kepada negara-negara berkembang dan dunia ketiga selama puluhan tahun tidak memberikan dampak apapun kepada kepentingan negara yang bersangkutan.Liberalisasi perdagangan diatur oleh undang-undang yang mengisap darah negara dengan sumber daya kaya, seperti minyak di Irak, emas di Afrika Selatan, kopi di Brazil, dan segala sumber daya di Indonesia. Hingga sampai pada batas dimana para vampir itu harus memaksakan keinginannya dalam pengelolaan hak ekonomi negara lain. Dan akhirnya perang pun dikobarkan dan siklus berputar.

Perang tentu saja menyulut anggaran yang besar. Dua perang dunia yang diciptakan dengan pola kejatuhan ekonomi menjadi saksi sejarah pembunuhan terbesar umat manusia. Ketika Amerika tidak bisa memenangkan perang melawan segelintir mujahid Irak saat itu, maka dampak terbesar kejatuhan bangsa itu dimulai dengan mengeroposnya anggaran dalam negeri. Sektor-sektor vital seperti kredit perumahan dan otomotif menjadi macet dan amburadul. Enron adalah sebuah perusahaan keuangan raksasa yang telah memberikan contoh bagaimana manajemen keuangan jatuh pada kehancuran yang teramat cepat ketika dikelola bersama resiko yang mereka sebut sebgai efek bubble.

Efek bubble hanyalah sebuah fantasi. Seratus persen ribawiah. Amerika adalah Enron besar yang saat ini berdiri sempoyongan menunggu badai yang lebih kencang sebelum tumbang dan menutup buku sejarah peradaban.

Jika Anda bisa meluangkan waktu sejenak untuk mengamati beberapa realitas yang saat inisedang terjadi dan sedang bergerak dengan cepat menuju titik klimaks, maka Anda akan memahami bahwa apa yang sedang dihadapi umat manusia sabuah pola yang didesain dengan begitu indah oleh Tuhan dan digerakkan oleh tangan-tangan manusia. Kita sedang mengisi kepingan terakhir dari puzzle peradaban, mencocokkan satu peristiwa dengan peristiwa yang lain, menghubungkan setiap kejadian, menata kerusakan kemudian menghancurkannya lagi, dan berpikir, 'Gambar apakah yang dibentuk oleh permainan ini ketika kepingan terakhir kita taruh di tempat terakhir?'

Setiap realitas merupakan peristiwa-peristiwa pendukung yang bergerak bersama-sama dengtan kerusakan itu sendiri menuju sebuah kehancuran yang sempurna. Pada akhirnya, realitas sesungguhnya harus dikembalikan kepada sebuah model yang disebut 'keyakinan'.

Agama adalah patok terakhir yang paling esensial dari keberadaan umat manusia di muka bumi. Baiklah, alam semesta akan marah, para politikus membuat kebijakan perang yang dianggap stimulus ekonomi, aktifis lingkungan yang meneriakkan protes yang tenggelam bersama limbah dan asap pabrik, entitas sosial tidak bertindak ketika pornografi menyerang rumah-rumah mereka melalui televisi, film dan internet, dan dikonsumsi oleh anak-anak mereka, para tentara diberi hak internasional untuk tidak dapat dihukum karena membunuh, para ekonom hanya mampu berteori sementara investasi tipuan membuat pemain kecil di sektor riil terdesak oleh gurita-gurita kapitalis dalam gerbong kereta yang hanya memberika piliha, 'ikut bersamaku atau kulempar keluar'. Maka, setiap peristiwa memiliki satu kepingan sendiri. Strukturnya dibuat sesuai dengan kepingan lain disebelahnya. Karena itu pula dapat ditaruh di tempat yang berdampingan dan saling melengkapi.

Bila kita kembali pada agama, maka sejarah tidak akan berarti banyak Karena sejarah ditulis oleh pemenang. Seringkali para pemenang merekayasa sejarah demi kepentingan anak cucu mereka di masa depan. Ingatlah, bahwa sejarah tidak abadi. Ia hanya rangkaian huruf yang bercerita bagaimana mahluk yang bernama manusia membangun sebuah peradaban yang indah dan kemudian menghancurkannya. Membangunnya lagi, lalu meruntuhkannya kembali. Begitu seterusnya dan membiarkan siklus berputar. Setelah tujuh ribu tahun, manusia modern tidak lebih pentar daripada homo sapiens purba. Kerusakan yang sama, pembunuhan yang sama, kekerasan yang sama. Yang berbeda hanya jumlah darah yang tertumpah membasahi bumi ini yang membuat bumi kita terus menangis.

Hakekatnya, semestinya hanya ada satu agama yang mewakili umat manusia di muka bumi ini. Agama yang sama yang dibawa Musa, Isa, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan utusan Tuhan lainnya. Satu agama yang tidak menyembunyikan kebenaran dan menyebarkan dusta. Satu agama yang memberikan ketenangan dimana manusia bisa menyembah Tuhannya karena mensyukuri atas apa yang diberikan-Nya. Realitasnya, ada ratusan agama di muka bumi ini. Sebagian besar timbul karena pemahaman yang salah akan sejarah, dan selebihnya karena budaya pengkultusan benda-benda alam atau budaya kebodohan.

Tibalah saatnya nanti, ketika semua manusia dikumpulkan dihadapan-Nya. Hingga tiba perkataan Tuhan yang memojokkan mereka di kemudian hari, "Untuk apa kalian berbuat kerusakan, kesombongan, tipu daya, dan keserakahan, jika tempat kembali kalian hanya kepada-Ku juga?"

Allahu a'lam. Semoga Allah menjagaku dari kata-kataku.

Risalah Inspirasi;
1. The Greatest Design, Zaynur Ridwan
2. Wikipedia.org
3. Dokumen Pribadi